Jumat, 22 Januari 2016

BATANG BERACUN

Sebenarnya membahas tentang "batang beracun" ini memang tidak ada habisnya. Pro dan kontra biasanya akan selalu menyertai pembahasannya. Ya...batang beracun itu adalah Rokok. Saya menyebutnya batang beracun. Mungkin sedikit agak kasar tapi saya yakin bahwa rokok itu batang berisi racun adalah sebuah fakta dan dari dunia medis pun tidak ada yang membantahnya. Sampai  ada ungkapan " rokok membunuhmu", dan sepertinya tidak ada yang protes. Tapi yang aneh adalah yang namanya pembunuhan itu adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan, tapi nyatanya rokok masih dijual bebas, pabriknya pun masih berdiri dan dianggap menjadi gantungan rezeki para pekerjanya. Barangkali kalimat terakhir ini yang masih menjadi penyedap dan penutup racun dari sebatang rokok.

Sekali lagi, memang ada pro kontra tentang rokok tersebut. Disini saya hanya mencoba menulis dari sisi pengalaman dari orang-orang yang berinteraksi dengan batang beracun tersebut.


Bermula ketika kurang lebih 11 tahun yang lalu, saya mulai memutuskan untuk tidak menyentuh batang  beracun  dengan beberapa alasan, baik dari sisi fisik yang saya rasakan, logika, dan ada sedikit sentuhan agama disitu. Dan yang lebih membuat semangat lagi adalah, seorang kawan lama, begitu tahu saya tidak merokok lagi, beliau bersemangat untuk ikut meninggalkan rokok. dan saya paham betul perjuangannya karena beliau adalah perokok level mendekati "hiperaktif" yang sehari bisa habis 2 bungkus dan luar biasanya ternyata bisa berhenti. Saya bilang luar biasa karena memang tidak mudah dan banyak yang tidak bisa melakukannya. Tapi alhamdulillah beliau bisa lepas dari kecanduan rokok. Itu cerita dari seorang kawan lama saya...dan ada beberapa hal menarik tentang rokok dari beberapa kawan yang dapat saya tulis berikut.

Rokok Tidak Pernah Mencantumkan Tanggal Kedaluwarsa (Expired Date)
Kalau diamati, rokok tidak pernah mencantumkan expired date, karena memang bisa jadi langsung habis dibakar dan disedot. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah, secara umum barang yang dikonsumsi itu ada expired date-nya. Makanan, minuman dan obat-obatan, semua ada expired date-nya tapi mengapa rokok tidak ya..padahal sama-sama dikonsumsi.
Nah..jangan-jangan, memang itu barang memang bukan barang yang layak konsumsi karena tidak punya expired date, atau memang jangan-jangan sudah lewat expired datenya. Itu yang membuat saya makin yakin bahwa itu barang tidak layak untuk dikonsumsi.

Rokok itu cocok ketika dinikmati sambil nongkrong di WC
Itu persaksian dari sebagian besar atau mungkin semua ahli hisap. Bahwa rokok itu memang mantab dinikmati sambil nongkrong di WC. Nah ini yang menarik. Penahkah kita melihat ada orang nongkrong di WC sambil menikmati semangkok mie ayam. Pernahkah kita mendengar cerita ada orang menikmati ayam bakar lezat sambil nongkrong membuang hajat di WC. Kalau saya sih belum pernah. Tapi kalau rokok kok cocok ya...Nah jangan-jangan mereka itu satu spesies, sama-sama barang kotor. Nah lho.....

Tidak mengenyangkan dan tidak menggemukkan
Karakter dari rokok adalah jika dikonsumsi tidak membuat kenyang apalagi membuat gemuk. Kita tentu belum pernah dengar ada orang bikin acara dinner atau lunch dengan menu utama 1 pak rokok. Apalagi mendengar iklan rokok bahwa mengonsumsi rokok 1 bungkus akan menambah berat badan Anda sekian kilogram, sepertinya tidak pernah ada.

Nah, yang membuat saya "mak jleb" adalah bahwa ternyata "tidak mengenyangkan dan tidak menggemukkan" itu dinyatakan dalam Al-Qur'an sebagai ciri makanan di neraka. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa rokok adalah makanan penguni neraka...sama sekali tidak. Saya hanya bermaksud bahwa ternyata rokok itu mempunyai kesamaan ciri. Sama ciri belum tentu sama barangnya, tapi paling tidak memiliki beberapa kesamaan. Nah..ketika saya mendengar kata-kata ini pertama kali, saya langsung mgerasa banget. Apalagi ketika ada kaidah bahwa seorang muslim tidak boleh melakukan perbuatan berbahaya dan membahayakan.

Itu beberapa pendapat dari teman yang bagi saya cukup menarik dan menggelitik. Tapi sekali lagi tentu orang bisa berbeda pendapat seperti yang saya utarakan di atas...selalu ada pro dan kontra. Sekarang kembali ke pribadi masing-masing karena hidup adalah pilihan dan tiap pilihan ada konsekuensinya masing-masing dan kita perlu tahu apa konsekuensinya dan siap dengan konsekuensi yang mesti ditanggung.

4 komentar:

  1. Bagaimana dgn kopi beracun? Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kopi beracun ya jangan diminum...enakan kopi paste...apalagi klo ngerjain tugas hehe

      Hapus
  2. enaknya ngerokok di WC itu ya pak... pengalaman pribadi ini bukan menurut survei hihihi

    BalasHapus
  3. Maju terus sodaraku, jangan berhenti saling mengingatkan.

    BalasHapus