Sabtu, 02 April 2016

".....TENTANG HUJAN...."



Tiba-tiba ingin menulis tentang hujan, mumpung malam ini hujan turun. Siapakah di antara kita yang belum merasakan, atau melihat hujan?, rasanya tidak ada yang belum merasakan, bahkan begitu menyenangkannya main hujan-hujanan di masa kecil. Lantas, siapakah yang pernah mencaci maki hujan, mengumpat karena hujan, atau  paling tidak menyalahkan hujan?., mungkin sebagian dari kita pernah melakukan, saya sendiri juga sering melakukannya. Jumat sore, hujan deras, macet, pas perjalanan pulang...wow, perjalanan yang spesial pokoknya. Perjalanan plus plus. Plus capek, plus emosi dan plus plus yang lain.

Itu, kalau hujannya bisa "baper", mungkin dia akan ngambek. "Aku nggak salah apa-apa, kok dimaki-maki, yang namanya turun ya mesti ke bawah, yang namanya air kalau mengalir ya  pasti ke tempat yang lebih rendah. Nah kalau jalan ke tempat yang lebih rendah nggak bisa, ya pastinya aku berhenti dan menggenang disitu atau nyari jalan lain. Orang-orang mnyebutnya banjir. Terus siapa yang menghambat jalanku menuju tempat lebih rendah?...salah siapa?..." 
Ya, kadang kita menyalahkan hujan, kalau hujan biasanya banjir, jalanan macet, becek dll, padahal hujan tidak salah apa-apa.

Padahal, jarene simbah, memaki hujan itu tidak boleh...dilarang sama agama. Karena hujan itu berkah, membawa rezeki. Ada benarnya juga, dan memang benar.  Dari hujan, bumi ini tidak mengalami kekeringan. dari air hujan pula, bumi bisa menyimpan air sehingga kita bisa tercukupi kebutuha air minumnya. Dengan air hujan pula tanaman-tanaman akan menghasilkan buah-buahan yang bisa dikonsumsi. Padi, buah-buahan, dan tanaman lain yang bermanfaat. Semua bisa dihasilkan dengan perantara air hujan salah satunya. Kalau kita bicara keterkaitan sektor dalam perekonomian, bermula dihasilkan produk dari sektor pertanian. dari produk  pertanian, bisa muncul sektor perdagangan, dengan  memperjualbelikan hasil bumi, atau sektor industri dimana bahan bakunya dari sektor pertanian. Tidak hanya sektor perdagangan dan industri, sektor jasa juga bisa ikut-ikutan nimbrung disitu. Jasa borongan memanen, jasa pangepakan dan pengiriman barang, jasa transportasi dan banyak lagi. Semua bisa dimulai dari air hujan. Maka benarlah jika hujan itu adalah berkah dan kita kita dilarang memaki hujan.

Salah satu nikmat yang kadang kita tidak sadari (entah berapa banyak nikmat Allah yang kita tidak menyadarinya, apalagi mensyukurinya)...adalah bagaimana air hujan itu turun...Ya, bagaimana air hujan itu turun. Air hujan turun berupa titik-titik air kecil yang turun serentak...Pernahkah kita membayangkan seandainya air hujan itu turun seperti turunnya air yang keluar dari kran air, atau turun seperti turunnya air terjun...Bisa hancurlah bumi ini jika air hujan turunnya seperti turunnya air terjun. Sebuah nikmat dari Allah kepada kita semua tentunya.

Turunnya hujan juga termasuk sesuatu yang tidak pernah bisa dipastikan, bahkan oleh alat secanggih apapun...Manusia tidak pernah bisa memastikan, hujan akan turun pada besok, pukul sekian, menit sekian dan detik sekian. Manusia hanya bisa memprediksi...makanya istilahnya adalah ramalan cuaca atau prakiraan cuaca. Bisa jadi benar, tapi kemungkinan meleset juga besar, Namanya juga perkiraan manusia. Jadi alangkah angkuh dan sombongnyanya manusia ketika untuk memastikan hujan saja tidak bisa, berani-beraninya meramal datangnya hari kiamat. Jadi inget sebuah film tentang hari kiamat tersebut, dan ternyata, tahunnya udah lewat, sama sekali tidak terbukti...

Masih tentang hujan...saya pernah baca di sebuah forum, bahwa hujan itu ternyata bisa menghipnosis kita. Mungkin lebih tepatnya, bisa membawa kita ke kondisi khayalan, atau mengingatkan sesuatu di masa lalu, atau kondisi tertentu. Istilah psikologinya kalau nggak salah anchor....sesuatu yang bisa menjadi pemicu memunculkan perasaan tertentu atau bahkan bisa sampai melakukan hal tertentu. Makanya tak heran, banyak lagu, syair atau puisi yang bercerita tentang hujan, dan pada saat hujan biasanya akan ada bermacam-macam cerita saat itu. Mungkin ingat si dia..atau ingat pernah mbolos bareng kehujanan...atau yang lain hehehe

Dan bagi saya, ketika hujan turun, khususnya di sore atau malam hari...ingatan saya langsung tertuju pada masa lalu di suatu desa...tercium aroma khas tanah terguyur hujan, damai, tenang...di teras rumah...berbicara hati ke hati dengan seseorang. Sosok yang saya hormati, sosok yang saya banyak belajar dari beliau, tentang bagaimana memegang prinsip dan menjadi seorang yang bertanggung jawab dengan pekerjaan...Sosok itu adalah bapak saya.

Cerita-cerita tadi hanya sebuah uneg-uneg yang bisa jadi tidak begitu penting. Namun apapun itu, sesuatu yang perlu kita mengerti adalah, bahwa hujan merupakan bentuk kasih sayang Allah pada hamba-Nya di bumi ini, dan berkah dariNya. dan adab kita sebagai hamba-Nya ketika melihat hujan adalah berdoa, "Allahumma shayyiban nafi'an"...Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat. dan bukan dengan menyalahkan hujan.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar