Minggu, 01 Mei 2016

BUKAN YANG PENTING "AKU"

Cerita I :

Alkisah ada sebuah penjara di pulau terkecil. Pulau sekaligus penjara itu dikuasai oleh seorang pemimpin yang kejam dan berkelakuan aneh. Penjara tersebut dihuni oleh 600 orang dari berbagai kalangan penjahat terutama pelaku kejahatan yang berat. Penjara itu dijaga dengan sedemikian ketatnya sehingga tidak memungkin untuk dapat meloloskan diri.

Suatu hari penguasa penjara itu membuat keputusan yang aneh. Dia akan membebaskan semua penghuni penjara tanpa terkecuali. Namun, caranya adalah, semua harus melewati pintu dengan yang hanya bisa dilewati satu orang saja. Waktu untuk meloloskan diri hanya diberi waktu 20 menit. Setelah lewat 20 menit, jika masih ada belum keluar melalui pintu tersebut akan dikenai hukuman mati. Lantas..kira-kira apa yang terjadi?

Kemungkinan terbesar adalah keributan besar-besaran. Mengingat disitu adalah para penjahat kelas wahid. Ada peluang untuk bebas, waktu dibatasi, dan jika tidak mendapatkan peluang itu akan terkena hukuman mati. Maka dapat diperkirakan, mungkin hanya sedikit yang dapat keluar, karena masing-masing ingin duluan...AKU duluan...AKU duluan..tidak perduli dengan yang lain. Semuanya mementingkan dirinya sendiri.

Padahal jika mereka mau antri berbaris dengan rapi, tertib dan bersabar, bisa jadi waktu 20 menit alias 1200 detik itu cukup untuk meloloskan 600 penghuni penjara tersebut. Karena satu orang membutuhkan waktu 2 detik dan itu cukup. Namun,,,"yang penting AKU",  karena waktu terbatas bisa menghilangkan pikiran itu.


Cerita II:

Andaikan organ-organ tubuh manusia dapat berbicara dan andaikan mereka menganggap dirinya paling unggul. Adalah otak yang pertama kali bicara. "Akulah yang paling penting, karena akulah mengendalikan hampir semua aktivitas bagian tubuh manusia". Sang jantung tak mau kalah, "..ingat akulah yang memompa darah buat kalian-kalian, kalau nggak ada aku bisa apa kalian?"...Paru-paru jika ikutan, "akulah yang mengubah oksigen menjadi energi, akulah yang paling penting...dan  hampir semuanya mulai ikut angkat bicara...ginjal, mata, hidung..tulang rusuk dan lain-lain.

Dan semuanya memandang sebelah mata dan meremehkan organ tubuh yang satu ini..(maaf)..dubur. Merasa dipandang sebelah mata dan diremehkan awalnya biasa-biasa saja. Namun karena terus seperti itu, dia mulai nggak enak hati atau dapat dikatakan ngambek. Hari pertama, dia tidak mau bekerja sebagaimana mestinya. Badan masih baik-baik saja. Sampai hari ketiga dia masih mogok kerja, sehingga kotoran yang mestinya dibuang jadi numpuk di perut. Hari keempat dan seterusnya badan mulai merasa nggak enak dan mulai kerasa ke organ-organ lain.

Organ tubuh yang lain bertanya-tanya, ada apa ini?...ada apa ini?...Setelah ditelusuri ternyata memang ada organ yang mogok kerja. Organ tubuh yang dianggap sebelah mata, diremehkan..padahal fungsinya juga sangat penting. 


Dari cerita-cerita di atas, terdapat dua hal menarik. Dari cerita I, dapat diambil pelajaran bahwa pentingnya bagi kita untuk tertib, antri, tidak mengutamakan diri sendiri,  tidak egois, dst....(suatu hal yang sering saya temui khususnya dalam berlalu lintas di ibu kota ini). 

Cerita II, memberikan pelajaran pada kita bahwa, khususnya dalam teamwork semua orang mempunyai peran masing-masing. Tidak ada yang paling hebat, semua bekerja sama dan saling mendukung. Pernahkah kita bayangkan seandainya semuan tukang sampah di Jakarta mogok kerja 1 minggu aja?...Mungkin Jakarta akan penuh dengan sampah. Mungkin pernah ada yang kelimpungan ketika tidak ada pembantu rumah tangga. Atau yang bekerja di kantor, kerepotan ketika OB nggak ada. Yah..begitulah..semua ada peran masing-masing.
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar