Pernah merasakan yang namanya "sego kucing"?. Kenapa disebut sego kucing? karena makanan ini lebih pantas disajikan kepada kucing karena porsi dan struktur menunya. Bagaimana tidak, nasinya cuma sedikit, ditambah potongan ikan bandeng sakmit plus sambel sakndulit. Dikemas dalam bungkusan dengan bungkusan koran atau kertas atau kadang daun pisang. Tapi justru sensasinya itu...apalagi kalau makannya di angkringan, plus ngobrol ngalor-ngidul sesama penikmat sego kucing. Wah bisa 3 porsi habis. Ditambah nyomot lauk-pauk yang lain, sama minum teh anget, wuih..manteb pokoknya.
Sekitar 2 atau 3 tahun yang lalu, waktu itu kebetulan saya masih menunggu Ibu yang dirawat di RS, dan sego
kucing menjadi salah satu alternatif menu untuk mengganjal perut. Harga 1 bungkus sego kucing pada waktu itu kalau nggak salah Rp. 1.500 dan ada yang Rp 2.000,. Harga segitu cukup merakyat apalagi buat saya yang hanya level staf jelata ini.
Saat saya di bandara, eh...ternyata di dalam bandara juga ada yang jual nasi bungkus....mirip-mirip sego kucing gitu lah. Ketika melihat daftar harganya,,,waduh,,,ternyata Rp.8.000. Wee..lhadalah,,,langsung mlipir menyingkir. Namanya juga di bandara, pasti apa-apa mahal. Saya jadi ingat, dulu saat di bandara lupa tidak membawa air mineral dan benar-benar kehausan. Tidak ada pilihan selain mencuri....eh, membeli maksudnya. Dan terbelilah itu minuman dengan harga sekitar 5 kali lipat dari harga di luar bandara. Wow...
Memang, nilai atau harga barang tidak hanya dari kualitas barangnya saja. Tapi juga dipengaruhi di mana barang itu dijual. Di lapak yang mana barang itu ditaruh. Sego kucing, minuman, atau mungkin pakaian yang biasa dijual di emperan toko atau pinggir jalan, akan berbeda nilai ketika dijual di bandara. Tergantung lapaknya di mana.
Pun demikian dengan harta kita dan amalan kita. Mau ditaruh di lapak yang mana?. Kalau kita punya duit 100 ribu. Nah mau ditaruh di lapak yang mana?..mau buat nongkrong di kafe? Kalau di situ mungkin buat saksruputan atau sakklamutan makanan/minuman mungkin sudah habis, atau malah nggak cukup. Nah, pilihan lain ditaruh di lapak lain. Bisa dengan disumbangkan untuk pembangunan masjid, atau untuk membantu saudara kita yang tidak mampu atau untuk amal shalih lainnya. Tentu nilainya akan berbeda yang dibuat nongkrong di kafe sama yang disumbangkan ke jalan yang kedua tadi meski sama-sama 100 ribu. Allah akan mengganjar bahkan sampai 700 kali lipat untuk pilihan yang kedua.
Nah...balik lagi ke hidup adalah pilihan, mau ditaruh lapak yang mana, harta kita, amalan kita. Mumpung bulan ramadhan nih...sedang obral pahala, Sampeyan bisa memilih mau ditaruh di lapak yang mana harta sampeyan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar